Dalam artikel kedua dari proyekproperti ini akan mengulas tentang keuntungan dari Hasil Penjualan Rumah. Yuk coba simak lansiran dari beberapa opini agen properti.
Keuntungan dari hasil penjualan rumah adalah selisih antara harga jual dan total biaya yang Anda keluarkan untuk rumah tersebut, termasuk harga beli awal dan semua pengeluaran terkait. Mari kita bahas lebih detail komponen-komponennya:
Cara Menghitung Keuntungan
Secara sederhana, rumus untuk menghitung keuntungan adalah:
Keuntungan = Harga Jual - (Harga Beli + Total Biaya Tambahan)
Mari kita bedah masing-masing komponen:
Harga Jual: Ini adalah harga final di mana Anda berhasil menjual properti Anda.
Harga Beli: Ini adalah harga awal saat Anda pertama kali membeli rumah tersebut.
Total Biaya Tambahan: Ini adalah semua pengeluaran lain yang terkait dengan kepemilikan dan penjualan rumah, yang dapat mengurangi keuntungan Anda.
Komponen Biaya Tambahan
Beberapa biaya tambahan yang perlu Anda pertimbangkan meliputi:
Biaya Akuisisi Awal:
Pajak Pembelian (BPHTB - Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan): Pajak yang Anda bayarkan saat membeli rumah.
Biaya Notaris/PPAT: Biaya untuk pengurusan akta jual beli dan dokumen lainnya.
Biaya KPR (jika ada): Provisi bank, biaya administrasi, asuransi, dan lain-lain saat Anda mengambil kredit.
Biaya Perbaikan dan Renovasi:
Pengeluaran yang Anda lakukan untuk meningkatkan nilai properti, seperti renovasi dapur, kamar mandi, penambahan ruangan, atau perbaikan struktural.
Biaya Perawatan dan Kepemilikan:
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahunan yang Anda bayarkan selama memiliki rumah.
Biaya asuransi properti (jika ada).
Biaya perawatan rutin (misalnya perbaikan atap kecil, pengecatan, dll.)
Biaya Penjualan:
Pajak Penghasilan (PPh) Final atas Penjualan Properti: Di Indonesia, tarif PPh final untuk penjualan properti adalah 2,5% dari nilai bruto penjualan. Ini adalah pajak yang paling signifikan yang akan mengurangi keuntungan Anda.
Biaya Notaris/PPAT untuk Penjualan: Biaya untuk proses balik nama dan dokumen penjualan.
Biaya Agen Properti (jika menggunakan): Komisi yang dibayarkan kepada agen, biasanya sekitar 2-3% dari harga jual.
Biaya Iklan/Pemasaran: Jika Anda memasarkan sendiri properti Anda.
Biaya Lain-lain: Misalnya biaya appraisal properti, biaya pengosongan rumah, dll.
Contoh Sederhana Perhitungan Keuntungan
Misalnya:
Harga Beli Rumah: Rp 1.000.000.000
Biaya Akuisisi Awal (BPHTB, Notaris, dll): Rp 50.000.000
Biaya Renovasi: Rp 100.000.000
Biaya Perawatan/PBB selama kepemilikan: Rp 20.000.000
Harga Jual Rumah: Rp 1.500.000.000
PPh Final 2,5% dari Harga Jual: Rp 37.500.000 (2,5% x Rp 1.500.000.000)
Biaya Agen Properti (2%): Rp 30.000.000 (2% x Rp 1.500.000.000)
Biaya Notaris Penjualan: Rp 10.000.000
Total Biaya: Rp 1.000.000.000 (Beli) + Rp 50.000.000 (Akuisisi) + Rp 100.000.000 (Renovasi) + Rp 20.000.000 (Perawatan) + Rp 37.500.000 (PPh) + Rp 30.000.000 (Agen) + Rp 10.000.000 (Notaris Jual) = Rp 1.247.500.000
Keuntungan = Harga Jual - Total Biaya
Keuntungan = Rp 1.500.000.000 - Rp 1.247.500.000 = Rp 252.500.000
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan
Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi besar kecilnya keuntungan Anda antara lain:
Kenaikan Harga Properti: Ini adalah faktor utama. Kenaikan harga pasar properti di lokasi Anda selama masa kepemilikan.
Waktu Kepemilikan: Semakin lama Anda memiliki properti (dan jika harga pasar naik), potensi keuntungan Anda semakin besar.
Kondisi Ekonomi: Inflasi dan suku bunga juga dapat mempengaruhi daya beli dan harga properti.
Lokasi: Lokasi yang strategis dan berkembang cenderung memiliki apresiasi harga yang lebih tinggi.
Kondisi Properti: Rumah yang terawat baik atau telah direnovasi dengan cerdas akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Kemampuan Negosiasi: Keahlian Anda dalam menegosiasikan harga beli dan jual juga akan berdampak signifikan.
Mengingat banyaknya komponen biaya dan pajak yang terlibat, penting untuk melakukan perhitungan yang cermat sebelum menjual rumah agar Anda memiliki gambaran yang jelas mengenai potensi keuntungan bersih yang akan Anda dapatkan.