Kita kembali lagi dengan artikel ketiga kami proyekproperti yang akan membahas tentang perkembangan properti di Indonesia. Perkembangan properti di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan dinamika yang menarik, dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, kebijakan pemerintah, dan preferensi konsumen. Berikut adalah gambaran umum perkembangannya:
Tren Umum dan Data Historis:
Pertumbuhan Harga Rumah: Berdasarkan data CEIC, pertumbuhan harga rumah di Indonesia rata-rata sebesar 3.1% dari Maret 2003 hingga Desember 2024. Puncaknya terjadi pada September 2013 dengan pertumbuhan 13.5%. Pada Desember 2024, pertumbuhan harga rumah dilaporkan sebesar 1.4%, sedikit menurun dari 1.5% pada September 2024.
Indeks Perumahan: Indeks Perumahan di Indonesia rata-rata mencapai 104,28 poin dari 2018 hingga 2024, dengan titik tertinggi 109,65 poin pada Q4 2024 dan terendah 99,32 poin pada Q1 2018 (Trading Economics).
Perlambatan dan Pemulihan: Sektor properti mengalami perlambatan pertumbuhan selama dua tahun berturut-turut sebelum menunjukkan peningkatan pada 2024. Meskipun belum kembali ke level prapandemi, ini menjadi sinyal positif. Pada tahun 2023, pertumbuhan sektor real estat menyentuh titik terendah dalam 10 tahun terakhir, yaitu 1,43%, namun pada 2024 berhasil tumbuh 2,5%, menyumbang 2,35% terhadap total PDB Indonesia (Tech in Asia).
Dampak Pandemi: Pandemi COVID-19 sempat menyebabkan penurunan penjualan rumah tapak pada Q1 2020 dan cenderung stagnan sepanjang 2020. Namun, penjualan rumah tapak mulai menunjukkan kenaikan sepanjang 2021. Permintaan apartemen cenderung melambat, sementara rumah tapak meningkat karena preferensi masyarakat akan rumah sehat yang juga berfungsi sebagai tempat beraktivitas (Paradise).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi:
Suku Bunga: Suku bunga acuan Bank Indonesia sangat memengaruhi kemampuan masyarakat untuk membeli properti dengan kredit. Kenaikan suku bunga cenderung menekan permintaan, sementara penurunan suku bunga dapat mendorongnya.
Permintaan dan Penawaran: Harga properti dipengaruhi oleh prinsip dasar permintaan dan penawaran. Lokasi strategis dengan fasilitas umum yang lengkap (sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, transportasi) umumnya memiliki permintaan tinggi dan nilai properti yang lebih tinggi.
Kebijakan Pemerintah: Insentif pemerintah seperti subsidi perumahan, penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan pelonggaran aturan kepemilikan properti turut merangsang pertumbuhan sektor ini.
Pertumbuhan Ekonomi dan PDB: Stabilitas dan pertumbuhan PDB yang resilient (seperti 5.11% pada Q1 2024) menjadi fondasi kuat bagi sektor properti.
Backlog Perumahan: Angka backlog (kekurangan) perumahan yang mencapai jutaan unit (misal 9,9 juta keluarga pada 2024) menunjukkan potensi pasar yang besar di Indonesia.
Preferensi Konsumen: Perubahan tren dan preferensi konsumen, seperti minat terhadap "green property" dan penggunaan teknologi AI dalam pemasaran properti, juga memengaruhi dinamika pasar.
Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur baru di suatu daerah dapat mendorong kenaikan harga properti secara signifikan.
Proyeksi ke Depan (2025):
Pertumbuhan Stabil: Sektor properti diprediksi akan terus tumbuh stabil pada tahun 2025. Investasi properti pada sektor residensial dan komersial diproyeksikan tumbuh 15-18% year-on-year (YoY), dengan kontribusi terhadap PDB meningkat dari 10% pada 2024 menjadi 11,5% pada 2025 (Ray White).
Dukungan Program Pemerintah: Program pemerintah seperti program tiga juta rumah oleh Prabowo-Gibran diharapkan dapat membangkitkan gairah industri properti secara umum.
Tren Green Property dan AI: Pengembangan bangunan ramah lingkungan (green property) dan pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) diprediksi akan menjadi tren dominan di tahun 2025.
Tantangan: Meskipun prospek cerah, tantangan seperti kenaikan PPN 12% (yang berlaku akhir tahun 2024), serta kondisi oversupply pada sektor properti komersial (terutama perkantoran dan ritel sewa) yang menyebabkan persaingan harga ketat, perlu diperhatikan.
Secara keseluruhan, sektor properti di Indonesia menunjukkan resiliensi dan potensi pertumbuhan yang signifikan, didukung oleh faktor demografi, kebijakan pro-pertumbuhan, dan inovasi.